Sungai
atau sering kita sebut dalam bahasa jawa “kali” ini dapat kita jumpai
diberbagai tempat, salah satunya di daerah desa Banaran Kecamatan Banyuputih
Kabupaten Batang. Kali atau Sungai di daerah ini tidak seperti halnya sungai
pada umumnya, melainkan berbentuk sumber mata air yang di dapat dari air tanah.
Penduduk desa Banaran sering menyebutkannya dengan nama “Kali Winong”. Kali
winong merupakan salah satu sumber mata air yang dimanfaatkan oleh warga desa
Banaran untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari tentunya. Sumber mata air ini di
ambil dengan cara menyambungkan pralon dan di alirkan keluar dari tanah.
Sebutan Kali Winong di
dapat dari kata Kali yang artinya sungai, sedangkan air pada sungai itu
sifatnya terus mengalir, dan untuk kata Winong di dapat dari nama pohon yang
berumur beratus – ratus tahun lamanya yang berada di tempat tersebut. Maka dari
itu air pada “Kali Winong” tidak pernah habis dari pertama kali ditemukan
sampai sekarang. Pusat sumber mata air tersebut di berasal dari perbatasan desa
Kalangsono dan desa Banaran. Untuk umurnya sendiri, “Kali Winong berumur
sekitar kurang lebih satu abad lebih.
Karakteristik pada air
“Kali Winong” tergolong layak untuk di konsumsi atau digunakan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya pembuatan PANSIMAS atau kata lainnya yaitu tempat
untuk menyalurkan air ke rumah – rumah warga. Pembuatan PANSIMAS itu sendiri
melibatkan tim dari dinas kesehatan untuk menguji kelayakan air pada “Kali
Winong” mulai dari kadar PH, rasa, warna, dan lain sebagainya dengan mengaitkan
sifat akustik air yaitu di antaranya ada sifat air secara fisika , kimia dan
biologi.
Pada tahun 1992 “Kali
Winong” belum sebagus sekarang dimana sekarang sudah menyalurkan air dengan
pralon, sebelumnya yaitu dengan bambu saja, dan mengalir ketanah tanpa ada
tampungan serta penduduk desa Banaran mengambil air dengan cara mengangsu.
Kemudian pada tahun 2012 dibangunlah PANSIMAS tersebut untuk memudahkan warga
desa Banaran. Untuk pemasangan air di setiap rumah dikenai harga awal atau DP
sebesar tiga ratus lima puluh ribu rupiah, untuk perbulannya warga desa Banaran
membayar per meter kubiknya sebanyak seribu dua ratus rupiah.
Hal unik dari “Kali
Winong” adalah termasuk sumber mata air di desa Banaran yang mempunyai umur
lebih dari satu abad dan air pada “Kali Winong” tidak pernah habis semenjak
pertama kali ditemukan sampai sekarang. Selain itu sifat akustik airnya juga
sangat memenuhi kriteria sifat fisika, kimia dan biologi air yang layak
konsumsi. Maka dari itu “Kali Winong” patut untuk dijaga dan dijadikan wisata
bahari di daerah Kabupaten Batang Kecamatan Banyutih tepatnya di desa Banaran.
0 komentar:
Posting Komentar