Indonesia adalah negara
yang mempunyai keanekaragaman diberbagai bidang. Mulai dari kebudayaan etnic,
sumber daya alam yang melimpah, keanekaragaman bahasa tiap daerah serta
peninggalan sejarah yang ada di setiap daerah di Indonesia.
Khususnya untuk sejarah
itu sendiri, setiap daerah pasti mempunyai cerita yang berbeda beda, dan
tentunya asal usul yang melatar belakangi dengan disertai adanya peninggalan atau jejak sebagai bukti adanya
sejarah tersebut. Sejarah tidak akan pernah luput dari kehidupan setiap manusia
yang sering kita sebut sebagai masa lalu yang tidak mungkin hilang begitu saja.
Sejarah juga akan meninggalkan kenangan cerita dan jejak atau peninggalannya.
Hal ini tentu saja dapat kita manfaatkan untuk melestarikan kearifan lokal yang
ada di Desa Banaran ini. Dengan adanya informasi ini, diharapkan dapat
digunakan untuk menceritakan ke anak cucu kita agar tetap ada kenangan sejarah
serta dapat menjaga kekayaan Indonesia karena sejarah merupakan salah satu dari
kekayaan negara Indonesia.
Di daerah Kabupaten
Batang, Kecamatan Banyuputih, tepatnya desa Banaran terdapat berbagai macam
cerita sejarah. Salah satunya adalah makam yang dikeramatkan oleh penduduk desa
Banaran, yang sekarang ini dijadikan sebagai objek wisata religi. Makam yang
dikeramatkan ini atau orang jawa tengah sering menyebutkannya pesarean dapat
kita jumpai di desa Banaran yang ada di dukuh Randusari. Makam ini di tempati
oleh seorang tokoh masyarakat yang sangat di hormati dan dijadikan sebagai
panutan atau suri tauladan di desa Banaran tesebut. Selain itu pula, beliau juga
sangat berperan penting dalam berdirinya desa Banaran ini.
Di Kabupaten Batang ada
beberapa tokoh yang berperan penting dalam kegiatan religi, diantaranya adalah Ki
Ageng Sabuk Walu dan Ki Ageng Rogo Selo. Ki Ageng Sabuk Walu merupakan tokoh
masyarakat dari desa Sembung tetangga desa dari desa Banaran. Adapun tokoh
masyarakat dari desa Banaran adalah Ki Ageng Rogo Selo. Beliau merupakan salah
satu kyai yang mempunyai kedudukan penting di Kabupaten Batang tepatnya di Desa
Banaran. Selain seorang kyai beliau juga seorang pejuang islam dan pendiri desa
Banaran. Ki Ageng Rogo Selo menyebarkan ajaran islam di daerah desa Banaran
khususnya, dengan berbekal ilmu pengetahuan islam beliau bukan hanya
mengajarkan dasar dari islam seperti salah satunya sholat lima waktu tetapi
juga mengajarkan adanya pengajian rutin di berbagai dukuh di desa Banaran.
Ki Ageng Rogo Selo atau
sering disebut dengan Syeh Jalalluddin hidup pada jaman kerajaan Mataram, kira
kira ratusan puluhan tahun lalu. Ki Ageng Rogo Selo, berasal dari kata Rogo dan
Selo. Rogo yang berarti Jiwa dan Selo artinya mempunyai kualitas tinggi atau
istimewa. Jadi, Ki Ageng Rogo Selo diartikan sebagai tokoh masyarakat yang
mempunyai jiwa yang istimewa. Meskipun Ki Ageng Rogo Selo ini terkenal kaya
raya, beliau mempunyai niali sikap tenggang rasa yang tinggi. Hal inilah yang
membuat beliau dilihat sebagai sosok yang mempunyai jiwa yang istimewa.
Dalam kegiatan
masyarakat, Beliau mempunyai juru pekatike atau sering disebut juru bicara
yaitu Eyang sumo Direkso yang juga dijadikan sebagai tangan kanannya. Beliau
menyukai warna merah yang artinya berani, beliau juga mempunyai sifat yang
sangat terpuji, salah satu contohnya rasa toleransi dan tenggang rasa terhadap
sesama manusia.
Mengingat usia makam Ki
Ageng Rogo Selo ratusan puluhan tahun yang lalu, keberadaan Ki Ageng Rogo Selo
belum bisa dipercaya oleh masyarakat Banaran saat ini. Ada beberapa mitos
menyebutkan bahwa Ki Ageng Rogo Selo ini memberikan jejak peninggalan berupa
‘watu’ bagi orang Jawa atau sering disebut dengan batu dengan berbentuk lesung
seperti tempat wudhu atau orang Islam sering menyebutnya ‘padasan’. Namun,
hingga saat ini belum ada kejelasan dimana keberadaan lesung tersebut.
Jika kita berbicara
mengenai sejarah, tentunya kita tidak bisa jauh-jauh dengan yang namanya
peninggalan. Meskipun sampai sekarang belum ditemukan peninggalan jejak
daripada Ki Ageng Rogo Selo, setidaknya kita bisa menghargai keberadaan beliau
dengan menjaga dan merawat pesarean daripada Ki Ageng Rogo Selo sebagai wujud
pelestarian kearifan lokal yang ada di Desa Banaran.
0 komentar:
Posting Komentar