Kamis, 24 November 2016

Makam Ki Ageng Rogo Selo

Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman diberbagai bidang. Mulai dari kebudayaan etnic, sumber daya alam yang melimpah, keanekaragaman bahasa tiap daerah serta peninggalan sejarah yang ada di setiap daerah di Indonesia.
Khususnya untuk sejarah itu sendiri, setiap daerah pasti mempunyai cerita yang berbeda beda, dan tentunya asal usul yang melatar belakangi dengan disertai adanya  peninggalan atau jejak sebagai bukti adanya sejarah tersebut. Sejarah tidak akan pernah luput dari kehidupan setiap manusia yang sering kita sebut sebagai masa lalu yang tidak mungkin hilang begitu saja. Sejarah juga akan meninggalkan kenangan cerita dan jejak atau peninggalannya. Hal ini tentu saja dapat kita manfaatkan untuk melestarikan kearifan lokal yang ada di Desa Banaran ini. Dengan adanya informasi ini, diharapkan dapat digunakan untuk menceritakan ke anak cucu kita agar tetap ada kenangan sejarah serta dapat menjaga kekayaan Indonesia karena sejarah merupakan salah satu dari kekayaan negara Indonesia.
Di daerah Kabupaten Batang, Kecamatan Banyuputih, tepatnya desa Banaran terdapat berbagai macam cerita sejarah. Salah satunya adalah makam yang dikeramatkan oleh penduduk desa Banaran, yang sekarang ini dijadikan sebagai objek wisata religi. Makam yang dikeramatkan ini atau orang jawa tengah sering menyebutkannya pesarean dapat kita jumpai di desa Banaran yang ada di dukuh Randusari. Makam ini di tempati oleh seorang tokoh masyarakat yang sangat di hormati dan dijadikan sebagai panutan atau suri tauladan di desa Banaran tesebut. Selain itu pula, beliau juga sangat berperan penting dalam berdirinya desa Banaran ini.

Di Kabupaten Batang ada beberapa tokoh yang berperan penting dalam kegiatan religi, diantaranya adalah Ki Ageng Sabuk Walu dan Ki Ageng Rogo Selo. Ki Ageng Sabuk Walu merupakan tokoh masyarakat dari desa Sembung tetangga desa dari desa Banaran. Adapun tokoh masyarakat dari desa Banaran adalah Ki Ageng Rogo Selo. Beliau merupakan salah satu kyai yang mempunyai kedudukan penting di Kabupaten Batang tepatnya di Desa Banaran. Selain seorang kyai beliau juga seorang pejuang islam dan pendiri desa Banaran. Ki Ageng Rogo Selo menyebarkan ajaran islam di daerah desa Banaran khususnya, dengan berbekal ilmu pengetahuan islam beliau bukan hanya mengajarkan dasar dari islam seperti salah satunya sholat lima waktu tetapi juga mengajarkan adanya pengajian rutin di berbagai dukuh di desa Banaran.
Ki Ageng Rogo Selo atau sering disebut dengan Syeh Jalalluddin hidup pada jaman kerajaan Mataram, kira kira ratusan puluhan tahun lalu. Ki Ageng Rogo Selo, berasal dari kata Rogo dan Selo. Rogo yang berarti Jiwa dan Selo artinya mempunyai kualitas tinggi atau istimewa. Jadi, Ki Ageng Rogo Selo diartikan sebagai tokoh masyarakat yang mempunyai jiwa yang istimewa. Meskipun Ki Ageng Rogo Selo ini terkenal kaya raya, beliau mempunyai niali sikap tenggang rasa yang tinggi. Hal inilah yang membuat beliau dilihat sebagai sosok yang mempunyai jiwa yang istimewa.
Dalam kegiatan masyarakat, Beliau mempunyai juru pekatike atau sering disebut juru bicara yaitu Eyang sumo Direkso yang juga dijadikan sebagai tangan kanannya. Beliau menyukai warna merah yang artinya berani, beliau juga mempunyai sifat yang sangat terpuji, salah satu contohnya rasa toleransi dan tenggang rasa terhadap sesama manusia.
Mengingat usia makam Ki Ageng Rogo Selo ratusan puluhan tahun yang lalu, keberadaan Ki Ageng Rogo Selo belum bisa dipercaya oleh masyarakat Banaran saat ini. Ada beberapa mitos menyebutkan bahwa Ki Ageng Rogo Selo ini memberikan jejak peninggalan berupa ‘watu’ bagi orang Jawa atau sering disebut dengan batu dengan berbentuk lesung seperti tempat wudhu atau orang Islam sering menyebutnya ‘padasan’. Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan dimana keberadaan lesung tersebut.

Jika kita berbicara mengenai sejarah, tentunya kita tidak bisa jauh-jauh dengan yang namanya peninggalan. Meskipun sampai sekarang belum ditemukan peninggalan jejak daripada Ki Ageng Rogo Selo, setidaknya kita bisa menghargai keberadaan beliau dengan menjaga dan merawat pesarean daripada Ki Ageng Rogo Selo sebagai wujud pelestarian kearifan lokal yang ada di Desa Banaran.

0 komentar:

Posting Komentar