Buah-buahan merupakan produk
pertanian yang memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah pelengkap nutrisi.
Fenomena yang menggembirakan dalam beberapa tahun terakhir adalah permintaan
buah- buahan tropis cenderung meningkat, salah satunya adalah nangka.
Nangka merupakan salah satu jenis
tanaman yang tumbuh di daerah tropis, salah satunya adalah Indonesia. Buah dari nangka merupakan salah satu buah
yang diminati di Indonesia dan sering dijadikan buah meja yang dikonsumsi
setelah makan. Di tempat yang cocok nangka dapat berbuah sepanjang tahun.
Bentuk morfologis dari tanaman
nangka terdapat akar, batang, buah, daun. Tanaman nangka memiliki struktur perakaran tunggang. Akar utama
berbentuk bulat panjang dan dapat menembus tanah cukup dalam sementara akar
cabang dan bulu akar menyebar ke segala arah. Batang tanaman nangka berbentuk
bulat panjang, berkayu keras dan lurus. Buah nangka pada umunya berbentuk
lonjong atau bulat, berukuran besar dan berduri lunak. Seluruh bagian tanaman ini terdapat getah
putih pekat. Daun dari tanaman ini berbentuk daun tunggal yang mudah rontok. Bila
telah masak daging buah ini akan berwarna kuning, berbau harum dan manis,
kadang ada cairan yang manis. Didalam buah nangka terdapat biji yang berbentuk
lonjong yang biasa disebut beton.
Buah nangka yang telah masak dapat
diolah menjadi jus, selai, kolak dan sebagainya. Namun tidak hanya nangka yang
telah masak saja yang dapat dimanfaatkan namun nangka yang belum masakpun juga
dapat dimanfaatkan, misalnya diolah
menjadi sayuran yang dikenal dengan sebutan ‘gori’. Buah nangka mengandung kalsium yang cukup
besar sehingga sangat berguna untuk mengatasi penyakit hipertensi dan mencegah
infeksi.
Selain buah bagian nangka yang yang lain dapat
dimanfaatkan. Biji nangka bermanfaat untuk menjaga kesehatan, diantaranya
adalah meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan mata.Biji ini dapat
dikonsumsi setelah direbus maupun digoreng. Selain itu, biji nangka dapat
diolah menjadi tepung. Daunnya yang dapat dijadikan sebagai pakan ternak.
Nangka merupakan salah satu buah
andalan dari desa Banaran, selain rambutan, durian, pisang. Buah yang berwarna kuning ini (jika sudah
matang) merupakan buah musiman seperti
halnya buah andalan desa ini yang lainnya. Namun perbedaanya terletak pada jangka
waktu musim nangka yang relatif lebih lama,
yaitu terletak pada bulan April hingga Februari. Jadi, jangka waktu berlangsung
musim nangka di desa Banaran ±9 bulan
dan masa panen raya terdapat pada pulan November.
Desa Banaran pernah mengolah nangka
menjadi sesuatu hal yang menarik untuk dikonsumsi, diantaranya ada dodol
nangka, sirup nangka, manisan nangka, kripik nangka. Kreativitas masyarakat desa
Banaran perlu diacungi jempol. Hal ini
karena berkat kreativitas masyarakat itulah nilai jual nangka semakin
tinggi dan tingkat konsumsi nangka juga semakin tinggi, khususnya di desa
Banaran.
Nangka yang ada di desa banaran
sudah didistribusikan ke Lumajang, Malang, Jakarta, Bekasi, Brebes. Usaha pendistribusian ini dikelola oleh salah
satu warga dari desa Banaran yang bernama Bapak H. Muchar. Beliau menekuni usaha pendistribusian nangka ini ±45
tahun. Beliau mendapatkan nangka dari warga yang berdatangan kepada beliau
untuk menjual nangka milik mereka. Beliau membeli nangka dalam satuan kilogram.
Beliau mengelompokkan nangka yang hendak dijual dalam 3 tingkatan berdasarkan
kualitas, yaitu : A, B dan BS. Dalam seminggu, beliau mampu mendistribusikan
nangka sebanyak 15 ton. Nangka yang beliau distribusikan merupakan nangka yang
belum matang. Hal ini bertujuan agar nangka tiba di tempat tujuan dalam keadaan
yang segar.
Jadi, buah nangka merupakan salah
satu potensi yang dimiliki desa Banaran. Untuk meningkatkan nilai dari tanaman
yang menjamur di desa Banaran, masyarakat harus berkreasi dalam mengolah dan memanfaatkan.
Selain untuk meningkatkan nilai dari tanaman tersebut, pengolahan dari nangka
akan meningkatkan tingkat konsumsi nangka, khususnya di daerah Banaran.